Sekedar meneruskan apa yang saya dapat dari mbah google waktu googling nggak karuan, sebuah hal yang jujur saja bagi saya sangat mengejutkan. Sebuah hubungan gempa yang terjadi dengan ayat-ayat suci dalam Al-qur’an. Semoga ini bisa dijadikan bahan renungan kita bersama. Apapun ras anda, apapun warna kulit anda, dan juga apapun agama Anda.
Saya tidak bermaksud membuat judgement ataupun statement tertentu melainkan ingin mengajak pembaca sekalian merenungkan apa yang saya teruskan ini, setelah itu anda buat kesimpulan untuk anda sendiri.
Seperti kita ketahui bersama, beberapa waktu yang lalu (3o September 2009) Gempa besar berkekuatan 7,6 Skala Richter meluluh lantakkan kota Padang dan sekitarnya, tepatnya pada pukul 17.16, kemudian terjadi lagi gempa susulan pada pukul 17.58.
Pada esok harinya (1 Oktober 2009), tepat pukul 08.52 gempa berkekuatan 7 Skala Richter kembali menggoyang Jambi dan sekitarnya.
Segala sesuatu kejadian di muka bumi merupakan ketetapan Allah Swt. Demikian pula dengan musibah bernama gempa bumi.
Mohon perhatikan waktu diatas yang saya bold (ditebalkan), jika anda memegang al qur'an saat ini, buka dan baca Surat dan ayat dari al qur'an menurut waktu yang saya beri tanda tadi, 17.16 (Surat 17 ayat 16), 17.58 (Surat 17 ayat 58), 8.52(Surat 8 ayat 52).
Siapa pun yang membuka Al-Qur’an dengan petunjuk waktu terjadinya gempa tersebut akan merasa kecil di hadapan Allah Swt.
Berikut isi ayat-ayat Allah Swt tersebut:
17.16 (QS. Al Israa’ ayat 16):
“Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.”
17.58 (QS. Al Israa’ ayat 58):
“Tak ada suatu negeri pun (yang durhaka penduduknya), melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat atau Kami azab (penduduknya) dengan azab yang sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab (Lauh Mahfuz).”
8.52 (QS. Al Anfaal: 52):
“(Keadaan mereka) serupa dengan keadaan Fir’aun dan pengikut-pengikutnya serta orang-orang sebelumnya. Mereka mengingkari ayat-ayat Allah, maka Allah menyiksa mereka disebabkan disebabkan dosa-dosanya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Amat Keras siksaan-Nya.”
Tiga ayat Allah Swt di atas, yang ditunjukkan tepat dalam waktu kejadian tiga gempa kemarin di Sumatera, berbicara mengenai azab Allah berupa kehancuran dan kematian, dan kaitannya dengan hidup bermewah-mewah dan kedurhakaan, dan juga dengan keadaan Fir’aun dan pengikut-pengikutnya. Ini tentu sangat menarik.
Dengan adanya berbagai “kebetulan” yang Allah Swt sampaikan dalam musibah gempa kemarin ini, Allah Swt jelas hendak mengingatkan kita semua. Apakah semua “kebetulan” itu sekadar sebuah “kebetulan” semata tanpa pesan yang berarti? Apakah pesan Allah Swt itu akan mengubah kita semua agar lebih taat pada perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya? Atau malah kita semua sama sekali tidak perduli, bahkan menertawakan semua pesan ini sebagaimana dahulu kaum kafir Quraiys menertawakan dakwah Rasulullah Saw? Semua berpulang kepada diri kita masing-masing. Wallahu’alam Bishawab.